Minggu, 30 Mei 2010

Teori Elastisitas

Elastisitas Permintaan

Elastisitas harga permintaanadalah suatu alat/konsep yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.

Dalam hal ini pada dasrnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka dikenal tiga elastisitas permintaan, yahitu :

1. elastisitas harga permintaan
2. elastisitas silang
3. elastisitas pendapatan



3.2.1. Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya.

Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :

1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)

Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :



Δ Q ΔP Δ Q P

Eh : atau Eh = X

Q P ΔP Q

Dimana :

Eh adalah elastisitas harga permintaan

Q adalah Jumlah barang yang diminta

P adalah harga barang tersebut

Δ adalah delta atau tanda perubahan.

Hasil akhir dari elastisitas tersebut memberikan 3 kategori :

1. Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q]. 2. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q]. 3. Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram[ % ΔP > % Δ Q].

Pembagian kedalam tiga kategori tersebut disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat perubahan harga masing-masing kategori.

Pada suatu kurva permintaan akan terdapat ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana mengjkurnya. Pada harga tinggi, elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau unity (unitari),

Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :

1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.

Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut,

Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.



Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :

1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang



Elastisitas akan besar bilamana :

1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2. harga relatif tinggi
3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain



Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :

1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.



3.2.2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)

Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.

Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)

Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y

Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.

Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.



Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :

ΔQx Py

Es = ——- x ——- > 0 Substitusi

Δ Px Qx



Δ Qy Px

Es = ——- x ——- < 0 Komplementer Δ Py Qy Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain. 3.2.3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand) Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus. Δ Q Δ Y Δ Q Y Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——– Q Y ΔY Q Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta; Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.

Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. 3.3. Elastisitas Penawaran 3.3.1. Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply) Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan. Δ Qs P Es. = ——– x ——– Δ P Q Dimana : Q adalah jumlah barang yang ditawarkan; P adalah harga barang; S adalah delta atau perobahan. Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu : (a) Elastis (Es > 1)

(b) In Elastis (Es < 1), (c) Unity (Es = 1). (d) Elastis Sempurna (Es = ~ ); (e) In Elastis Sempurna (Es = 0). Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu : 1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak. 2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya. Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut, Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya. Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan : 1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar 2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut 3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen 4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut. 5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang Elastisitas akan besar bilamana : 1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik 2. harga relatif tinggi 3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana : 1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain 2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah. 3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan. 3.2.2. Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand) Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand) Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya. Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah : ΔQx Py Es = ——- x ——- > 0 Substitusi

Δ Px Qx



Δ Qy Px

Es = ——- x ——- < 0 Komplementer Δ Py Qy Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain. 3.2.3. Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand) Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus. Δ Q Δ Y Δ Q Y Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——– Q Y ΔY Q Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta; Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.

Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen. 3.3. Elastisitas Penawaran 3.3.1. Elastisitas Harga Penawaran (The Price Elasticity of Suply) Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan. Δ Qs P Es. = ——– x ——– Δ P Q Dimana : Q adalah jumlah barang yang ditawarkan; P adalah harga barang; S adalah delta atau perobahan. Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu : (a) Elastis (Es > 1)

(b) In Elastis (Es < 1), (c) Unity (Es = 1). (d) Elastis Sempurna (Es = ~ ); (e) In Elastis Sempurna (Es = 0). 3.3.1. Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut. Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran. Adapun tiga waktu tersebut adalah : (1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna. Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a. The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity. The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis, 3.2. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu : (1) Elastisitas Titik (Point elasticity) Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan, (1) Elastisitas Busur (Art Elastisity) Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar. Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk : 1. Elastisitas Jarak. Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A. 1. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point; Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a). 3.3.1. Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perobahan harga tersebut. Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas penawaran. Adapun tiga waktu tersebut adalah : (1) tiga Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna. Seperti yang diperlihatkan gambar. 3.4.a. The short Run, adalah suatu periode waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas yang ada, bentuk kurva penawaran Unity. The Long Run, adalah suatu periode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis, 3.2. Cara Menghitung Elastisitas Permintaan Secara garis besar ada dua cara dalam mengukur besaran elastisitas permintaan, yaitu : (1) Elastisitas Titik (Point elasticity) Cara ini digunakan untuk mengukur elastisitas yang perubahan harga dan jumlah yang diminta relatif sangat kecil atau limit mendekati nol, hal ini dapat dibuktikan, (1) Elastisitas Busur (Art Elastisity) Cara kedua ini digunakan untuk mengukur perubahan harga dan jumlah permintaan yang besar. Cara penghitungan ini terbagi dalam dua bentuk : a. Elastisitas Jarak. Suatu cara mengukur elastisitas yang besar, tetapi bersifat searah, seperti diukur dari titik A ke titik B tidak sama besar hasilnya bila diukur dari titik B ke titik A. a. Elastisitas Jarak dengan Modifikasi / mid point; Suatu cara dalam mengukur besaran elastisitas tanpa memperhatikan arah, apakah dimulai dari titik A ke titik B atau sebaliknya, dimana cara ini tidak akan ada perbedaan dari hasilnya, tujuan dari metode perhitungan ini adalah untuk mengatasi kelemahan pada cara pengukuran jarak (a). 3.2. Elastisitas dan Penerimaan Elastisitas berhubungan dengan reaksi jumlah barang terhadap perubahan harga, pada suatu kurva permintaan atau penawaran tertentu. Elastisitas perlu diketahui oleh penjual sebab; jika jumlah barang besar reaksinya terhadap perubahan harga, maka suatu penurunan harga akan menaikkan jumlah pengeluaran konsumen untuk barang tersebut, berarti juga menaikkan penghasilan. Jika jumlah barang tidak ada atau kecil reaksinya terhadap perubahan harga, maka penurunan harga hanya akan menurunkan jumlah penghasilan yang diterima penjual dari penjualan barang tersebut. Bagi penjual yang penting adalah hubungan antara perubahan harga, elastisitas dan jumlah penerimaan penjual, jika kuantitas dikalikan dengan harga per unit, maka akan menghasilkan jumlah penerimaan, karena total penerimaan dari penjualan dalam suatu pasar adalah sama dengan harga produk kali dengan harga barang yang dijual (TR = P x Q). Koefisien dari elastisitas permintaan dapat dipakai untuk meramalkan apa yang akan terjadi terhadap total penerimaan dari penjualan; apa yang akan terjadi dengan total pengeluaran konsumen bila harga berobah. Sepanjang kurva permintaan, Harga dan Quantitas barang akan selalu bergerak berlawanan arah, suatu penurunan harga (p) akan memberikan total penerimaan yang lebih rendah dan suatu kenaikkan kuantitas (Q) akan menaikkan total penerimaan (TR). Apa yang sesungguhnya terjadi terhadap Total Penerimaan, tergantung kepada reaksi permintaan terhadap perobahan harga barang. Pada permintaan yang elastis, maka penurunan harga mengakibatkan persentase kenaikkan kuantitas yang dijual melebihi persentase turunnya harga, sehingga akan menyebabkan kenaikkan jumlah penerimaan. Pada permintaan yang in elastis, maka suatu penurunan harga akan memberikan kenaikkan kuantitas yang terjual relatif lebih kecil daripada penurunan harga, sehingga jumlah penerimaan penjual menjadi turun. Pada permintaan yang unitari, maka persentase kenaikan kuantitas akan sama dengan persentase harga, dan jumlah penerimaan penjual akan tetap tidak berubah jika terjadi kenaikkan harga dan sebaliknya. Oleh karena itu, seorang penjual yang akan merubah harga harus memperhatikan elastisitas permintaan setiap tingkat harga tersebut. Jadi berobahnya total penerimaan (TR) dapat memberikan cara yang cepat, untuk meneliti apakah suatu titik berada pada titik elastis, in elastis dan unitari, dengan cara : a) Bilamana P diturunkan dan TR menurun pula, maka permintaan adalah inelastis, atau jika P dan TR bergerak arah yang sama, maka Eh < 1; b) Bilamana P diturunkan dan menyebabkan TR meningkat, maka permintaan adalah elastis, atau jika P dan TR bergerak berbeda arah, maka Eh > 1;

c) Bilamana P dinaikkan atau diturunkan, sedangkan TR sama saja, maka permintaan bersifat elastis kesatuan (unity) atau jika TR tidak berobah, ketika P berobah, maka Eh = 1.



Jadi ada dua cara untuk menentukan apakah permintaan tersebut adalah Elastis, In elastis atau Unity, yaitu cara :

1) Metode Perhitungan Koefisien Elastisitas harga dari permintaan yang diperoleh dari informasi P dan Q.

Observasi apa yang akan terjadi terhadap Total Penerimaan/Total Revanue (TR), apabila P berobah dan pengujian total penerimaan (Total Revanue Test), tapi cara kedua ini tidak memberikan suatu nilai koefisien.


Sumber:
http://faizulmubarak.wordpress.com/2009/11/04/bab-iii-konsep-elastisitas-penawaran-dan-permintaan/

Sabtu, 29 Mei 2010

Cost, Revenue, dan Laba - Rugi

A. Biaya Produksi (Cost)
Biaya Produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memproduksi barang/jasa. Pengertian tersebut mencakup biaya eksplisit dan implicit. Biaya eksplisit adalah biaya yang benar benar dikeluarkan untuk keperluan produksi. Sedangkan biaya implisit adalah biaya penggunaan sumber daya milik perusahaan.
Unsur-unsur Biaya Produksi
Unsur biaya produksi dibedakan atas 2 hal yaitu biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Berikut akan dibahas macam-macam biaya produksi jangka pendek.
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Fixed Cost adalah biaya produksi yang besarnya tidak berubah / tidak dipengaruhi oleh volume produksi barang / jasa. Artinya berapapun jumlah produksi, biaya ini selalu tetap. Biaya tetap dibedakan atas dua:
Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC) adalah biaya dengan jumlah tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi sejumlah barang / jasa. Contohnya biaya penyusutan dan biaya sewa.
Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost / AFC) adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi satu satuan unit produksi (barang/jasa). Rumus menghitungnya adalah AFC = TFC / Quantity.
2. Biaya Variabel (Variable Cost / VC)
VC adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yang besarnya berubah ubah sesuai dengan perubahan jumlah produksi. Artinya apabila produksi bertambah maka biaya variable bertambah demikian sebaliknya bila produksi berkurang maka biaya variable berkurang. Contonya adalah pemakaian bahan baku.
3. Biaya Total (Total Cost / TC)
Biaya Total adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi barang/jasa. Komponen biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya variable (Biaya total = biaya tetap + biaya variable).
4. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)
Average Total Cost adalah biaya rata –rata yang harus dikeluarkan untuk memproduksi setiap satuan produksi. Rumus menghitung biaya rata-rata adalah total cost dibagi dengan jumlah produksi.
5. Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
Marginal Cost / MC adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan apabila menambah satu satuan unit produk tertentu. Besarnya biaya marjinal terlihat menurun tetapi biaya marjinal akan sama dengan biaya rata-rata (MC=AC).
B. Penerimaan (Revenue)
Revenue adalah sejumlah uang yang diterima perusahaan atas penjualan barang/jasa hasil produksi. Jenis-jenis penerimaan dibedakan atas :
1. Penerimaan Total (Total Revenue / TR)
Total Revenue / TR adalah jumlah/kuantitas barang yang terjual, dikalikan dengan harga satuan. Semakin banyak yang terjual semakin besar penerimaan total (TR = P x Q).
2. Penerimaan Rata-rata (Average Revenue / AR)
Average Revenue / AR adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh dari total penerimaan dibagi dengan jumlah barang yang dijual (AR = TR / Q).
3. Penerimaan Marjinal (Marginal Revenue / MR)
Marginal Revenue / MR adalah tambahan penerimaan karena adanya tambahan penjualan dari setiap satuan hasil produksi.
C. Laba Rugi
Laba Rugi dikelompokan atas 3 yaitu:
a. Laba Rata-rata (Average Profit)
Average Profit adalah laba yang diperoleh dari setiap satuan output yang dihasilkan atau dijual. Rumus : Average Profit = Average Revenue – Average Cost.
b. Laba Marginal (Marginal Profit)
Marginal Profit adalah tambahan laba yang diperoleh pada saat jumlah output yang dihasilkan atau dijual diperbesar. Rumus : Marginal Profit = Marginal Revenue – Marginal Cost.
c. Laba Total (Total Profit)
Total Profit adalah keseluruhan laba yang diterima karena penjualan sejumlah satuan output. Laba total diperoleh dengan cara:
1. Penerimaan total dikurangi biaya total (Total Profit = TR – TC)
2. Hasil kali jumlah output yang dijual dengan selisih antara penerimaan rata-rata dengan biaya rata-rata (Total Profit = x Q).
3. Penjumlahan dari selisih antara penerimaan marginal dengan biaya marginal (Total Profit = ∑ (MR-MC).

Macam - Macam Uang

Uang
Dalam ilmu ekonomi tradisional uang didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum.
Jenis-jenis Uang
1. Menurut bahan pembuatnya
a. Uang logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak. Emas dan perak tidak mudah musnah. Maka dari itu emas dan perak dipilih sebagai bahan untuk uang logam. Selain itu harga emas dan perak yang stabil membuat emas dan perak diterima dimasyarakat sebagai alat tukar. Dizaman sekarang uang logam tidak dinilai dari berat logamnya melainkan dari nilai nominalnya.
b. Uang kertas
Uang kertas merupakan tahap evolusi penting dari sejarah uang. Meski terbuat dari kertas, uang tidak mudah dipalsukan. Uang kertas juga lebih mudah dibawa kemana-mana disbanding dengan uang logam.
2. Menurut nilainya
i. Full bodied money
Nilai uang dikatakan Full bodied money bila nilai yang tertera diatas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan.
ii. Token money
Uang dikatakan token money jika nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan.
3. Menurut berlakunya sebagai alat pembayaran
a) Uang kartal
Uang kartal merupakan uang sebagai alat pembayaran yang digunakan oleh masyarakat di dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Uang kartal ada dua yakni uang kertas dan uang logam.
b) Uang giral
Uang giral merupakan uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan(deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan.
4. Menurut lembaga yang mengeluarkan.
a. Bank Sentral
Memiliki hak monopoli dalam penciptaan uang kartal. Uang dikeluarkan bank sentral digunakan sebagai alat pembayaran sehari-hari.

b. Bank Umum
Bank umum memiliki kemampuan dalam menciptakan suatu tabungan yang dapat ditarik dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Cara ini disebut uang giral yang tidak dapat dibuat lembaga keuangan manapun.

Bentuk Pasar Berdasarkan Struktur

A. Pasar Persaingan Sempurna
Dalam pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah pasar dimana pihak penjual (produsen) dan pihak pembeli atau konsumen saling mengetahui keadaan pasar. Kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dari masing-masing pihak tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar. Pihak produsen harus menjual barangnya sesuai dengan harga pasar yang berlaku. Pasar persaingan sempurna akan muncul apada keadaan dimana terdapat banyak penjual (produsen), dan msding-masing memproduksi/menjual barang yang identik atau homogen sehingga mereka sangat kecil kemungkinan untuk mempengaruhi situasi pasar. Bagi penjual (produsen) yang menurunkan harga, tidak akan mampu memenuhi permintaan sebaliknya yang menaikkan harga akan mengalami kerugian karena ditinggalkan pembelinya.
B. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Dalam pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competition), jumalah penjual (produsen) dan jumlah pembeli(konsumen) tidak sebanding. Kemungkinan yang pertama adalah pasar dikuasai oleh satu atau beberapa penjual (produsen), sehingga penjual (produsen) dapat dengan bebas menentukan hargabarang dan jumlah barang yang akan diperjual-belikan agar ia dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Kemungkinan yang kedua adalah pasar dikuasai oleh satu atau beberapa pembeli, sehingga pembeli dapat dengan bebas menentukan harga barang dan jumlah barang yang akan diperjual-belikan. Bentuk-bentuk pasar pesaingan tidak sempurna antara lain;
a. Pasar Monopoli
Merupakan pasar yang dikuasai oleh satu produsen, dalam pasar monopoli barang yang dijual bersifat lain dari pada yang lain (unique). Tidak ada substitusi terhadap barang yang dijual oleh penjual (produsen) tunggal tersebut, dengan demikian penjual (produsen dapat menentukan harga pasar sehingga dapat memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh. Pada pasar monopoli ada hambatan bagi penjual (produsen) lain untuk masuk sebagai pesaing.
b. Pasar Oligopoli dan Pasar Duopoli
Pasar Oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa penjual (produsen), sedangkan pasar duopoly merupakan pasar yang terdiri dari dua penjual (produsen). Barang yang diperjual-belikan pada pasar ini bersifat homogen dan dapat juga bersifat difrennsiasi. Pada pasar oligopoly maupun duopoly pihak penjual (produsen) harus mempertimbangkan akan terjadinya persaingan dalam menetapkan harga jual dan strategi pemasaran.
c. Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik mempunyai ciri-ciri yang terdapat pada pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan monopoli. Dikatakan mirip dengan pasar persaingan sempurna karena ada kebebasan bagi perusahaan sebagai penjual (produsen) untuk masuk pasar dan keluar pasar lagi, akan tetapi barang yang diperjualbelikan tidak homogen. Barang yang diperjualbelikan dibedakan melalui berbagai macam program promosi penjualan. Dengan demikian pasar persaingan monopolistik adalah suatu keadaan dimana terdapat banyak penjual (produsen) yang berkaitan erat tetapi bukan penjual atau penghasil barang yang sama. Barang yang diperjual-belikan pada pasar persaingan monopolistic hanya satu jenis saja, akan tetapi mempunyai perbedaan-perbedaan dalam hal bentuk, kualitas maupun ukuran. Pasar monopolistic banyak dijumpai pada sektor jasa misalnya salon, butik dan lain sebagainya.

Hukum Permintaan dan Penawaran

A. Permintaan(demand)
Permintaan adalah sejumlah barang atau jasa yang diinginkan untuk dibeli atau dimiliki pada berbagai tingkat harga, pada waktu dan tmpat tertentu.
A.1 Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang hubungan antara harga dengan jumlah barang atau jasa yang diminta (permintaan). Hokum permintaan menyatakan bahwa antara harga dengan jumlah barang atau jasa yang diminta mempunyai hubungan terbalik.
Bunyi hukum permintaan sebagai berikut “Apabila haraga barang/jasa mengalami kenaikan maka jumlah barang/jasa yang diminta mengalami penurunan, sebaliknya jika harga barang/jasa mengalami penurunan maka jumlah barang/jasa yang diminta mengalami kenaikan.”
Hukum permintaan akan berlaku apabila kondisi ekonomi dalam keadaan “ceteris paribus” artinya tidak ada perubahan pada factor yang mempengaruhi permintaan.
A.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan.
a. Adanya perubahan harga pada barang/jasa yang bersangkutan.
b. Adanya perubahan pendapatan masyarakat.
c. Tingkat intensitas kebutuhan.
d. Perubahan jumlah penduduk.
e. Terjadinya perubahan selera konsumen.
f. Expektasi / prediksi harga barang/jasa pada waktu yang akan datang.
g. Adanya barang-barang substitusi.

B. Penawaran
Penawaran (Supply) adalah sejumlah barang atau jasa yang disediakan untuk dijual pada berbagai tingkat haraga pada waktu dan tempat tertentu.
B.1 Hukum Penawaran.
Hukum penawaran menjelaskan tentang hubungan antara harga dengan jumlah barang/jasa yang akan ditawarkan. Hukum penawaran menyatakan bahwa antara harga dengan jumlah barang/jasa memiliki hubungan berbanding lurus.
Bunyi hukum penawaran sebagai berikut: “Apabila harga barang/jasa mengalami kenaikan maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan juga mengalami kenaikan sebaliknya apabila harga barang/jasa mengalami penurunan maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan juga mengalami penurunan.”
Hukum penawaran akan berlaku apabila kondisi ekonomi dalam keadaan “ceteris paribus” artinya tidak ada perubahan pada faktor yang mempengaruhi penawaran.
B.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran.
a. Biaya produksi
b. Perubahan teknologi.
c. Keuntungan yang diharapkan.
d. Kebutuhan uang tunai.
e. Expektasi / prediksi harga barang/jasa pada waktu yang akan datang.
f. Adanya pajak dan subsidi.
g. Perubahan jumlah produsen.

C. Harga Keseimbangan(Equilibrium Price).
Harga Keseimbangan adalah tingkat harga yang terjadi di pasar karena adanya kesepakatan antara permintaan harga dengan penawaran.
Contoh:
Harga (P) Jumlah Permintaan (Qd) Jumlah Penawaran(Qs)
Rp. 4.000.000,00 20 unit 40 unit
Rp. 3.500.000,00 25 unit 35 unit
Rp. 3.000.000,00 30 unit 30 unit
Rp. 2.500.000,00 35 unit 25 unit
Rp. 2.000.000,00 40 unit 20 unit

Recent Post